DUNKIN’ DONUTS vs DONATS’ DONUTS di
Yogyakarta
Merek DUNKIN’ DONUTS milik
DUNKIN’ DONUTS INC., USA, telah terdaftar di banyak negara di dunia, termasuk
di Indonesia Merek DUNKIN’ DONUTS, antara lain terdaftar untuk jenis-jenis jasa
restoran (kelas 42), dan untuk produk-produk makanan (kelas 30). Kalau
kita memperhatikan gambar dari restoran DONATS’ DONUTS, maka kita akan melihat
adanya bentuk-bentuk pelanggaran sebagai berikut. Dimana Bentuk pelanggarannya
yaitu : Adanya persamaan pada pokoknya dalam bentuk tulisan, bentuk huruf dan
kombinasi warna (pink dan oranye) antara merek DONAT’s DONUTS yang dipergunakan
sebagai mana restoran (merek jasa) dengan bentuk tulisan dan kombinasi warna
dengan merek DUNKIN’ DONUTS. Merek DONATS’ DONUTS yang memiliki persamaan dalam
bentuk tulisan dan kombinasi warna dengan merek DUNKIN’ DONUTS, ternyata
juga digunakan pada kotak kemasan makanan, dan minuman.
Penggunaan merek DONATS’ DONUTS yang dalam
bentuk tulisan dan kombinasi warna memiliki kesamaan dengan merek DUNKIN’
DONUTS, dapat menimbulkan kekacauan tentang asal usul barang dan juga dapat
berpengaruh terhadap nama baik dari DUNKIN’ DONUTS INC. selaku pemilik merek
yang sah;
Persoalan ini telah diselesaikan diluar
pengadilan, dan setelah mendapat surat peringatan dari Kuasa Hukum DUNKIN’
DONUTS INC, pemilik restoran Donats Donuts, juga telah melakukan
perubahan-perubahan atas bentuk tulisan dan juga kombinasi warna pada kotak
kemasan makanan dan minuman, juga pada nama restorannya.
TUGAS 3
ETIKA PROFESI
Contoh dan penjelasan mengenai standar Teknik (minimal 5) dan
standar manajemen (minimal 5) yang relevan dengan Teknik Industri
A.
STANDAR TEKNIK
Standar Teknik, merupakan serangkaian eksplisit
syarat yang harus dilengkapi oleh bahan, produk, atau layanan. Standard teknik
merupakan jenis sebuah standar yang sering dirujuk oleh suatu kontrak atau
dokumen pengadaan. Standard teknik dapat ditulis oleh instansi pemerintah,
organisasi standar, asosiasi perdagangan, perusahaan, dan lain-lain. Jika
bahan, produk atau jasa gagal melengkapi satu atau lebih dari spesifikasi yang
berlaku, kemungkinan akan disebut sebagai berada di luar spesifikasi. Beberapa
contoh instansi pemerintah mengenai standar teknik adalah JIS, ASME, ANSI, SNI,
dan ASTM yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1)
JIS (JAPANESE
INDUSTRIAL STANDARD)
Standar Industri Jepang
(JIS) menentukan standar yang digunakan untuk kegiatan industri di
Jepang. Proses standarisasi dikoordinasikan
oleh Jepang Komite Standar Industri dan dipublikasikan
melalui Asosiasi Standar Jepang. Di era Meiji, perusahaan
swasta bertanggung jawab untuk membuat standar
meskipun pemerintah Jepang tidak memiliki standar
dan dokumen spesifikasi untuk tujuan pengadaan untuk
artikel tertentu, seperti amunisi. Ini diringkas untuk
membentuk standar resmi (JES lama) pada tahun 1921. Selama
Perang Dunia II, standar disederhanakan didirikan
untuk meningkatkan produksi materiil. Orang
Jepang ini Standards
Association didirikan setelah kekalahan Jepangdalam Perang
Dunia II pada 1945.
Para Industri Jepang Komite
Standar peraturan yang diundangkan pada tahun 1946, standar
Jepang (JES baru) dibentuk.
Hukum Standardisasi Industri disahkan pada 1949, yang
membentuk landasan hukum bagi Standar hadir Industri Jepang
(JIS).
Hukum Standardisasi Industri direvisi pada
tahun 2004 dan “JIS tanda” (produk sistem sertifikasi) diubah; sejak
1 Oktober 2005, baru JIS tanda telah diterapkan
pada sertifikasi ulang.
Penggunaan tanda tua diizinkan selama
masa transisi tiga tahun (sampai 30 September 2008), dan setiap
produsen mendapatkan sertifikasi baru atau memperbaharui bawah persetujuan otoritas telah
mampu untuk menggunakan merek JIS baru.
2)
SNI (Standar Nasional Indonesia)
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah satu-satunya
standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia
Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang
luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code
of good practice yaitu : Openess (keterbukaan), Transparency (transparansi), Consensus
and impartiality (konsensus dan tidak memihak), Effectiveness and
relevance (efektif dan relevan), Coherence (koheren), Development
dimension (berdimensi pembangunan).
3)
ANSI (American National Standards Institute)
American National Standards Institute (ANSI)
memiliki kapasitas sebagai administrator dan koordinator sistem standarisasi di
USA selama lebih dari 90 tahun. Berdiri sejak tahun 1918, didirikan oleh 5
kelompok engineering dan 3 badan pemerintahan, sebagai organisasi non profit
yang didukung oleh organisasi pemerintah maupun sektor swasta. ANSI
memperkenalkan penggunaan standar internasional baik untuk sektor bisnis,
kebijakan teknis secara nasional dan internasional.
ANSI merupakan perwakilan resmi Amerika Serikat
(AS) kepada Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan, melalui
Komite Nasional AS, International Electrotechnical Commission (IEC). ANSI juga
merupakan anggota Forum Akreditasi Internasional (IAF). Terdiri dari
instansi pemerintah, Organisasi, Perusahaan, badan Akademik dan Internasional,
dan individu, ANSI mewakili kepentingan lebih dari 125.000 perusahaan dan 3,5
juta profesional. Misi ANSI sendiri yaitu meningkatkan baik daya saing global
bisnis Amerika Serikat dan kualitas Amerika Serikat hidup dengan
mempromosikan dan memfasilitasi standar konsensus sukarela dan sistem penilaian
kesesuaian, dan menjaga integritas
4)
ASTM (American Society for Testing dan Material)
ASTM International adalah salah satu
instansi yang diakui secara global dalam pengembangan dan pengiriman
standar konsensus sukarela. Lebih dari 12.000 standar ASTM digunakan di seluruh
dunia untuk meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kesehatan dan
keselamatan, memperkuat akses pasar dan perdagangan, dan membangun kepercayaan
konsumen. The American Society for Testing dan Material dibentuk pada
tahun 1898, didirikan oleh Charles B. Dudley, Ph.D., seorang ahli kimia dengan Pennsylvania
Railroad. Kemudian berubah nama menjadi ASTM International pada tahun
2001.
ASTM Internasional adalah alat kepuasan
pelanggan dan saing bagi perusahaan di berbagai pasar. Melalui lebih dari 140
teknis standar-menulis komite, melayani berbagai industri: logam, konstruksi,
minyak bumi, produk konsumen dan banyak lagi. Ketika industri-industri baru – seperti
nanoteknologi, aditif manufaktur dan industri bioteknologi – terlihat untuk
memajukan pertumbuhan teknologi mutakhir melalui standarisasi, banyak dari
mereka datang ke ASTM International.
5)
ASME (American Society of Mechanical Engineer)
American Society of Mechanical
Engineer (ASME) merupakan organisasi non profit yang bergerak di bidang standarisasi
teknik khususnya bidang teknik mesin. Organisasi ini dikenal untuk
menetapkan kode dan standar untuk perangkat mekanis. ASME melakukan salah satu
operasi terbesar di dunia penerbitan teknis melalui ASME Press,
menyelenggarakan konferensi bidang teknis dan mengadakan kursus pengembangan
profesional setiap tahun, dan mensponsori program pendidikan khususnya bidang
teknik.
Didirikan pada tahun 1880 oleh sekelompok kecil
industrialis terkemuka, ASME telah berkembang melalui beberapa dekade untuk
menyertakan lebih dari 130.000 anggota di 151 negara. Dari mahasiswa dan engineer
yang baru berkarir, eksekutif perusahaan, peneliti dan pemimpin akademis
proyek, anggota ASME adalah sebagai beragam seperti masyarakat rekayasa itu
sendiri. ASME menyajikan komunitas teknik yang luas melalui program
berkualitas di pendidikan berkelanjutan, pelatihan dan pengembangan
profesional, kode dan standar, penelitian, konferensi dan publikasi, hubungan
pemerintah dan bentuk lain dari penjangkauan.
Misi ASME sendiri untuk melayani beragam komunitas
global dengan memajukan, menyebarkan dan menerapkan pengetahuan teknik untuk
meningkatkan kualitas hidup; dan berkomunikasi ketertarikan tentang
engineering
B.
STANDAR MANAJEMEN
Standar
manajemen, merupakan struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan
standar kerja dalam bidang kelembagaan usaha serta keuangan. Standar manajemen
terdiri dari standar manajemen mutu, standar manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), dan standar manajemen lingkungan. Berikut adalah contoh
dan penjelasannya dari masing-masing standar manajemen.
1) Sistem
Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber, yaitu
Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety
Management Systems. Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS 18001:200 7 ialah
bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan
untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3
organisasi (perusahaan) tersebut. Elemen-Elemen Sistem Manajemen Kesela
matan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan
aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan
Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007,
ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2) Standar Manajemen Mutu
(ISO 9001)
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui
dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM
menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip
dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin
perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis
organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan
berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam
pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.
3)
Standar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001)
OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat
kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negaratelah mengadopsi OHSAS
18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
denganmelaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasisecara konsisten
mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahayaterhadap keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
4)
Standar Manajemen Lingkungan (ISO 14001)
ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan
namun tidak “ seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem
manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem
manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri)
terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai
hubungan yang cukup kuat.
5) Sistem Manajemen
Produksi TQM
TQM atau Total Quality
Management (Bahasa Indonesia: manajemen kualitas total) adalah strategi
manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semuaproses
dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah “suatu pendekatan
manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan
partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam
organisasi serta masyarakat.” Filosofi dasar dari TQM adalah “sebagai efek dari
kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan.” Kendaraan
yang digunakan dalam TQM:
Manajemen Harian
Manajemen Kebijakan
Manajemen
Cross-functional
Gugus Kendali Mutu
TQM telah digunakan
secara luas dalam manufaktur, pendidikan, pemerintahan, dan industri jasa,
bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.
Referensi:
1. Tuliskan karakter karakter tidak ber ETIK
adalam kehidupan contoh sehari hari (beri 5 contoh dan analisa)
Berikut ini adalah cotoh karakter tidak ber
ETIKA dalam kehidupan sehari hari
a.
Sikap Iri hati:
Seseorang yang iri hati tidak akan
senang jika melihat orang lain senang dan justru akan senang jika orang lain
sedang mengalami kesusahan. Sehingga tanpa disadari orang yang iri hati akan
melakukan berbagai cara untuk selalu menjadi “lebih” dibandingkan dengan orang
lain.
b. Sikap Pendendam:
Orang yang pendendam
akan susah untuk memaafkan terlebih melupakan kesalahan orang lain. Hal
tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi hubungan dengan orang di
sekitarnya.
c. Sikap Emosional:
Orang dengan karakter
ini cenderung akan dengan mudah menghujat dan menyalahkan orang lain dengan
cara yang tidak beretika seperti membentak, memaki ataupun berlaku kasar dan
lain-lain.
d.
Sikap Sombong:
Sikap ini merupakan hal
yang paling dibenci dalam lingkungan masyarakat. Seseorang yang sombong selalu
merasa dirinya paling hebat sehingga dengan sengaja sering melontarkan atau
melakukan tindakan yang dapat merendahkan dan menyinggung orang lain.
e.
Sikap Egois:
Seorang
dengan karakter egois cenderung mengutamakan kepentingan dirinya sendiri di
atas kepentingan orang lain dan selalu menganggap dirinya yang paling benar.
2.
Tuliskan
aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja sebagai seorang sarjana
teknik industri ( beri 5 contoh beserta analisisnya ).
a.
Tidak maentaati tata tertib yang berlaku
dibuat oleh perusahaan yang ditempati. Seseorang
yang beretika professional dalam bekerja pada sebuah perusahaan atau tempat
seseorang bekerja memiliki tata tertib yang harus di ikuti oleh karyawan. Apabila
tidak dapat mengikuti tata tertib perusahaan, maka dianggap tidak
memiliki etika professional.
b.
Tidak tepat waktu. Datang maupun pergi tidak dalam waktu yang tepat. Dalam
dunia kerja ketepatan waktu adalah hal terpenting, sehinga orang yang terbiasa
tidak tepat waktu dalam bekerja akan diperhitungkan dalam penilaiannya dan
terancam di PHK karena telah membuat perusahaan rugi.
c.
Membocorkan rahasia perusahaan Setiap perusahaan tentu memiliki rahasia dimana
tidak semuanya dapat dibocorkan atau disebarkan kepada orang banyak.
Menyebarkan rahasia perusahaan tentu merupakan kegiatan tidak beretika.
d.
Tidak menghargai pendapat orang lain. Mengabaikan pendapat orang lain
karena tidak sesuai dengan harapan. Meskipun pendapatnya mengecewakan, namun
kita tidak boleh menghujat atau menghina. Sebagai pekerja professional
menghargai pedapat orang lain adalah penting, karena dengan menghargai, kita
dapat dihargai.
e.
Malas dalam bekerja, sikap malas adalah sikap yang paling dibenci dalam dunia
kerja karena
menghilangkan pendapatan perusahaan. Contohnya adalah ketika diberikan
pekerjaan, karyawan tidak mengerjakan tugasnya dengan benar sehingga tugas yang
seharusnya dapat diselesaikan dalam satu hari akan menjadi 2 hari
sehingga perusahaan merugi waktu dan uang untuk membayar gaji pegawai tersebut.
3.
Jelaskan
pentingnya memahami etika profesi untuk Sarjana Teknik Industri!
Etika profesi adalah sikap etis sebagai
bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari
penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-normaetis umum
pada bidang-bidang khusus (profesi)
kehidupan manusia. Pentingnya etika
profesi dalam Sarjana Teknik Industri karena suatu profesi harus mempunyai
tanggung jawab, keadilan, dan otonomi.
4.
Jelaskan dan
uraikan organisasi profesi yang relevan untuk Prodi Teknik Industri selain PII!
ISTMI (Ikatan Sarjana
Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia). ISTMI sebagai
organisasi profesi dari disiplin Ilmu Teknik Industri (TI) dan Manajemen
Industri (MI) di Indonesia lahir pada tanggal 22 Nopember 1986 di Jakarta.
Kelahiran organisasi ini didasari atas pertimbangan bahwa profesi TI dan MI
telah diterima di kalangan yang sangat luas sejak masuknya disiplin sekitar 16
tahun sebelumnya. Keberadaannya sudah menembus batas-batas konvensional
keteknikan atau keindustrian.
IIE (Institute of
Industrial and System Engineering). Institute of Industrial Engineers
(IIE) adalah lembaga profesional yang berdedikasi semata-mata untuk mendukung
profesi teknik industri dan individu yang terlibat dengan meningkatkan kualitas
dan produktivitas. Lembaga ini didirikan pada 1948 dan disebut American
Institute of Industrial Engineers sampai 1981, ketika nama ini diubah untuk
mencerminkan basis keanggotaan internasionalnya. Anggota termasuk mahasiswa
baik dan kaum profesional. IIE menyelenggarakan konferensi regional dan
nasional tahunan di Amerika Serikat. IIE bermarkas di Amerika Serikat di Norcross,
Georgia, pinggiran yang terletak di timur laut Atlanta.
BKSTI (Badan Kerjasama
Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri
Indonesia). Didirikan pada tanggal 9 Juli 1996 di Aula Barat ITB yang
dihadiri oleh perwakilan lebih dari 100 perguruan tinggi. Tujuan pendirian
BKSTI ini (lihat Anggaran Dasar BKSTI) adalah memantapkan dan meningkatkan mutu
serta relevansi pendidikan tinggi Teknik Industri di Indonesia, menampung dan
mencari penyelesaian permasalahan dalam peyelenggaraan pendidikan tinggi Teknik
Industri, mengakomodasikan kerjasama antar anggota BKSTI dalam kegiatan
pertukaran informasi dan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat serta menjadi mitra Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan
stakeholderlainnya dalam bidang pendidikan tinggi Teknik Industri.
Referensi:
https://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/
http://belajar-industri.blogspot.co.id/2011/08/komunitas-teknik-industri-indonesia-dan.html
http://istmi.or.id/
UNIVERSITAS GUNADARMA

PROPOSAL BISNIS
PROPOSAL BISNIS KAOS POLOS
Nama : Raditya Yudika Pratama
NPM : 37413114
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Teknik Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016
1. Latar
Belakang
Perusahaan
kami bergerak di bidang perdagangan yang menjual berbagai aneka kaos polos yang
cocok dengan selera masyarakat Jakarta. Dengan semakin berkembangnya dan
semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang berhubungan
dengan kebutuhan fashion, maka kami berinisiatif untuk membuka suatu usaha
dalam pembuatan kaos polos yang mengerti akan kebutuhan masyarakat.
Mengenai
tempat usaha yang akan dibuat yaitu berlokasi di Jakarta, karena mayoritas
masyarakat yang mempnyai pola pikir yang sudah maju dan modern. Mereka
seringkali mencari fashion ataupun kebutuhan lainnya yang terbaru.
Tujuan
pemasaran kaos polos ini tidak hanya untuk masyarakat umum saja tetapi kami
juga dapat mendistribusikan kaos polos kami ke jasa sablon/bordir kaos, dan
beberapa tempat butik/distro yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya.
2. Tujuan
Bisnis
Kami
dalam membuat usaha tidak hanya sekedar jadi saja tetapi memiliki tujuan yang
jelas. Adapun tujuan bisnis kami dari mendirikan UKM pembuatan kaos polos ini
yaitu:
1.
Menyediakan
kebutuhan kaos polos bagi masyarakat, mendistribusikan kaos polos tersebut
kepada jasa sablon/border kaos dan tempat butik/distro.
2.
Menciptakan
lapangan pekerjaan,
3. Struktur
Organisasi
Struktur
organisasi merupakan suatu susunan yang menggambarkan dengan jelas hubungan
antara tiap bagian kerja yang dijabarkan secara sistematis dan terstruktur. Berikut
ini struktur organisasi dari UKM pembuatan kaos polos kami.
Gambar
1. Struktur Organisasi Perusahaan

![]() |
|||
![]() |
|||
4. Gambaran
Produk
Semakin
tingginya kebutuhan masyarakat pada kebutuhan pakaian menyebabkan bertambahnya
pemesanan untuk kaos polos baik dari masyarakat, jasa sablon/border dan dari
butik/distro.
Kaos
yang kami buat terdiri dari 5 warna yakni putih, hitam, abu abu, coklat dan
biru dongker. Bahan dari pembuatan kaos polos tersebut adalah cotton combed
30s. keuntungan dari menggunakan bahan tersebut selain mudah didapat bahan kaos
tersebut nyaman untuk digunakan sehari hari dan tahan lama (tidak mudah rusak).
Ukuran yang dibuat disesuaikan dengan besar tubuhnya masyarakan Jakarta yakni
dari S, M, L dan XL. Berikut ini contoh dari gambaran produk yang kami
buat.

Gambar 2 Contoh Produk UKM Kaos Polos
5. Target
Pasar
Target
pasar adalah suatu kelompok
konsumen yang menjadi sasaran pendekatan perusahaan agar mau membeli produk
yang dipasarkan. Untuk target pasar untuk UKM kami yaitu masyarakat berbagai
kalangan untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, tempat jasa pembuatan
sablon/bordir dan toko distro/butik. Kami untuk awal mula akan memberlakukan
promo harga murah untuk pembelian kaos polos kami, selain itu produk kami akan
dipasang pada iklan social media dan toko online yang ada sekarang.
6.
Anslisis
Pasar
Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah
dari 4 (empat) sisi yang berbeda, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang
ada, kemudian bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman
(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru. Berikut ini adalah analisis pasar pada UKM
pembuatan kaos polos kami dengan metode SWOT.
a.
Strengths
(Kekuatan)
·
Harga
produk yang murah dan mutu pada produk yang berkualitas.
b.
Weakness
(Kelemahan)
·
Banyak
produk pesaing menghasilkan barang yang sama.
·
Pembeli
mudah bosan dengan produk yang sama.
c.
Opportunities
(Kesempatan)
·
Semakin bertambahnya jumlah jasa konveksi
sablon dan distro/butik.
d.
Threats
(Ancaman)
·
Pesaing
yang memproduksi barang yang sama.
7.
Finansial Usaha
Sumber awal modal pendirian UKM yaitu
dari pemilik UKM kaos polos sendiri. Sebagai investasinya untuk itu
didirikanlah UKM dalam bidang perdagangan. Berikut ini adalah biaya produksi
per tahun terdiri dari :
a.
Modal
Pengeluaran
Modal
pegeluaran adalah modal yang dikeluarkan untuk menjalani usaha yang akan
dijalankan berikut ini table dari modal pengeluaran yang terdiri table modal
awal produksi dan table biaya lain lain.:
Tabel 1 Modal Awal Produksi
No
|
Modal Produksi
|
Biaya Produksi
|
1
|
Bahan Kaos Polos
|
Rp 100.000.000
|
2
|
Mesin Jahit
|
Rp 5.000.000
|
3
|
Gaji Karyawan
|
Rp 72.000.000
|
Total Modal Produksi
|
Rp 177.000.000
|
Tabel 2 Modal Awal Biaya Lain Lain
No
|
Modal awal
|
Biaya
|
1
|
Listrik
|
Rp 12.000.000
|
2
|
Biaya Administrasi
|
Rp 2.400.000
|
3
|
Pajak
|
Rp
5.000.000
|
Total Biaya Lain Lain
|
Rp 19.400.000
|
Jadi berdsarkan tabel 1 diatas modal
awal produksi terdiri dari bahan kaos polos sebesar Rp 100.000.000, mesin jahit
sebesar Rp 5.000.000 dan gaji karyawan sebesar Rp 72.000.000. MAka total modal
produksi sebesar Rp 177.000.000. Tabel 2 adalah modal awal lain lain seperti
listrik sebesar Rp 12.000.000, biaya administrasi sebesar Rp 2.400.000 dan
pajak sebesar Rp 5.000.000 maka total biaya lain lain sebesar Rp 19.400.000.
Jika dijumlahkan maka total pegeluaran untuk awal modal yaitu sebesar Rp 196.400.000.