Contoh Kasus Pelanggaran “Hak Merk”

Sabtu, 13 Mei 2017
Posted by Unknown
DUNKIN’ DONUTS vs DONATS’ DONUTS di Yogyakarta


Merek DUNKIN’ DONUTS milik DUNKIN’ DONUTS INC., USA, telah terdaftar di banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia Merek DUNKIN’ DONUTS, antara lain terdaftar untuk jenis-jenis jasa restoran (kelas 42), dan untuk produk-produk  makanan (kelas 30). Kalau kita memperhatikan gambar dari restoran DONATS’ DONUTS, maka kita akan melihat adanya bentuk-bentuk pelanggaran sebagai berikut. Dimana Bentuk pelanggarannya yaitu : Adanya persamaan pada pokoknya dalam bentuk tulisan, bentuk huruf dan kombinasi warna (pink dan oranye) antara merek DONAT’s DONUTS yang dipergunakan sebagai mana restoran (merek jasa) dengan bentuk tulisan dan kombinasi warna dengan merek DUNKIN’ DONUTS. Merek DONATS’ DONUTS yang memiliki persamaan dalam bentuk tulisan dan kombinasi warna dengan merek DUNKIN’ DONUTS, ternyata  juga digunakan pada kotak kemasan makanan, dan minuman.
Penggunaan merek DONATS’ DONUTS yang dalam bentuk tulisan dan kombinasi warna memiliki kesamaan dengan merek DUNKIN’ DONUTS, dapat menimbulkan kekacauan tentang asal usul barang dan juga dapat berpengaruh terhadap nama baik dari DUNKIN’ DONUTS INC. selaku pemilik merek yang sah;
Persoalan ini telah diselesaikan diluar pengadilan, dan setelah mendapat surat peringatan dari Kuasa Hukum DUNKIN’ DONUTS INC, pemilik restoran Donats Donuts, juga telah melakukan perubahan-perubahan atas bentuk tulisan dan juga kombinasi warna pada kotak kemasan makanan dan minuman, juga pada nama restorannya.


TUGAS 3 ETIKA PROFESI

Jumat, 21 April 2017
Posted by Unknown
TUGAS 3
ETIKA PROFESI

Contoh dan penjelasan mengenai standar Teknik (minimal 5) dan standar manajemen (minimal 5) yang relevan dengan Teknik Industri

A.    STANDAR TEKNIK
Standar Teknik, merupakan serangkaian eksplisit syarat yang harus dilengkapi oleh bahan, produk, atau layanan. Standard teknik merupakan jenis sebuah standar yang sering dirujuk oleh suatu kontrak atau dokumen pengadaan. Standard teknik dapat ditulis oleh instansi pemerintah, organisasi standar, asosiasi perdagangan, perusahaan, dan lain-lain. Jika bahan, produk atau jasa gagal melengkapi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, kemungkinan akan disebut sebagai berada di luar spesifikasi. Beberapa contoh instansi pemerintah mengenai standar teknik adalah JIS, ASME, ANSI, SNI, dan ASTM yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1)               JIS (JAPANESE INDUSTRIAL STANDARD)


Standar Industri Jepang (JIS) menentukan standar yang digunakan untuk kegiatan industri di Jepang. Proses standarisasi dikoordinasikan oleh Jepang Komite Standar Industri dan dipublikasikan melalui Asosiasi Standar Jepang. Di era Meiji, perusahaan swasta bertanggung jawab untuk membuat standar meskipun pemerintah Jepang tidak memiliki standar dan dokumen spesifikasi untuk tujuan pengadaan untuk artikel tertentu, seperti amunisi. Ini diringkas untuk membentuk standar resmi (JES lama) pada tahun 1921. Selama Perang Dunia II, standar disederhanakan didirikan untuk meningkatkan produksi materiil. Orang Jepang ini Standards Association didirikan setelah kekalahan Jepangdalam Perang Dunia II pada 1945.
Para Industri Jepang Komite Standar peraturan yang diundangkan pada tahun 1946, standar Jepang (JES baru) dibentuk. Hukum Standardisasi Industri disahkan pada 1949, yang membentuk landasan hukum bagi Standar hadir Industri Jepang (JIS).  
Hukum Standardisasi Industri direvisi pada tahun 2004 dan “JIS tanda” (produk sistem sertifikasi) diubah; sejak 1 Oktober 2005, baru JIS tanda telah diterapkan pada sertifikasi ulang.
Penggunaan tanda tua diizinkan selama masa transisi tiga tahun (sampai 30 September 2008), dan setiap produsen mendapatkan sertifikasi baru atau memperbaharui bawah persetujuan otoritas telah mampu untuk menggunakan merek JIS baru.

2) SNI (Standar Nasional Indonesia)

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice yaitu : Openess (keterbukaan), Transparency (transparansi), Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak), Effectiveness and relevance (efektif dan relevan), Coherence (koheren), Development dimension (berdimensi pembangunan).

3) ANSI (American National Standards Institute)


American National Standards Institute (ANSI)  memiliki kapasitas sebagai administrator dan koordinator sistem standarisasi di USA selama lebih dari 90 tahun. Berdiri sejak tahun 1918, didirikan oleh 5 kelompok engineering dan 3 badan pemerintahan, sebagai organisasi non profit yang didukung oleh organisasi pemerintah maupun sektor swasta. ANSI memperkenalkan penggunaan standar internasional baik untuk sektor bisnis, kebijakan teknis secara nasional dan internasional.
ANSI merupakan perwakilan resmi Amerika Serikat (AS) kepada Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan, melalui Komite Nasional AS, International Electrotechnical Commission (IEC). ANSI juga merupakan anggota Forum Akreditasi Internasional (IAF). Terdiri dari instansi pemerintah, Organisasi, Perusahaan, badan Akademik dan Internasional, dan individu, ANSI mewakili kepentingan lebih dari 125.000 perusahaan dan 3,5 juta profesional. Misi ANSI sendiri yaitu meningkatkan baik daya saing global bisnis Amerika Serikat dan kualitas Amerika Serikat hidup dengan mempromosikan dan memfasilitasi standar konsensus sukarela dan sistem penilaian kesesuaian, dan menjaga integritas


4) ASTM (American Society for Testing dan Material)

ASTM International adalah salah satu instansi yang diakui secara global dalam pengembangan dan pengiriman standar konsensus sukarela. Lebih dari 12.000 standar ASTM digunakan di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kesehatan dan keselamatan, memperkuat akses pasar dan perdagangan, dan membangun kepercayaan konsumen. The American Society for Testing dan Material dibentuk pada tahun 1898, didirikan oleh Charles B. Dudley, Ph.D., seorang ahli kimia dengan Pennsylvania Railroad. Kemudian berubah nama menjadi ASTM International pada tahun 2001.
ASTM Internasional adalah alat kepuasan pelanggan dan saing bagi perusahaan di berbagai pasar. Melalui lebih dari 140 teknis standar-menulis komite, melayani berbagai industri: logam, konstruksi, minyak bumi, produk konsumen dan banyak lagi. Ketika industri-industri baru – seperti nanoteknologi, aditif manufaktur dan industri bioteknologi – terlihat untuk memajukan pertumbuhan teknologi mutakhir melalui standarisasi, banyak dari mereka datang ke ASTM International.

5) ASME (American Society of Mechanical Engineer)

               American Society of Mechanical Engineer (ASME) merupakan organisasi non profit yang bergerak di bidang standarisasi teknik khususnya bidang teknik mesin. Organisasi ini dikenal untuk menetapkan kode dan standar untuk perangkat mekanis. ASME melakukan salah satu operasi terbesar di dunia penerbitan teknis melalui ASME Press, menyelenggarakan konferensi bidang teknis dan mengadakan kursus pengembangan profesional setiap tahun, dan mensponsori program pendidikan khususnya bidang teknik.
Didirikan pada tahun 1880 oleh sekelompok kecil industrialis terkemuka, ASME telah berkembang melalui beberapa dekade untuk menyertakan lebih dari 130.000 anggota di 151 negara. Dari mahasiswa dan engineer yang baru berkarir, eksekutif perusahaan, peneliti dan pemimpin akademis proyek, anggota ASME adalah sebagai beragam seperti masyarakat rekayasa itu sendiri. ASME menyajikan komunitas teknik  yang luas melalui program berkualitas di pendidikan berkelanjutan, pelatihan dan pengembangan profesional, kode dan standar, penelitian, konferensi dan publikasi, hubungan pemerintah dan bentuk lain dari penjangkauan.
Misi ASME sendiri untuk melayani beragam komunitas global dengan memajukan, menyebarkan dan menerapkan pengetahuan teknik untuk meningkatkan kualitas hidup; dan berkomunikasi ketertarikan tentang engineering


B.                STANDAR MANAJEMEN
            Standar manajemen, merupakan struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan usaha serta keuangan. Standar manajemen terdiri dari standar manajemen mutu, standar manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan standar manajemen lingkungan. Berikut adalah contoh dan penjelasannya dari masing-masing standar manajemen.
1)      Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems. Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS 18001:200 7 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut. Elemen-Elemen Sistem Manajemen Kesela  matan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2)         Standar Manajemen Mutu (ISO 9001)
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.

3) Standar Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001)
OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negaratelah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja denganmelaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasisecara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahayaterhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.

4) Standar Manajemen Lingkungan (ISO 14001)
ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “ seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat.

5) Sistem Manajemen Produksi TQM
TQM atau Total Quality Management (Bahasa Indonesia: manajemen kualitas total) adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semuaproses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah “suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.” Filosofi dasar dari TQM adalah “sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan.” Kendaraan yang digunakan dalam TQM:
Manajemen Harian
Manajemen Kebijakan
Manajemen Cross-functional
Gugus Kendali Mutu
TQM telah digunakan secara luas dalam manufaktur, pendidikan, pemerintahan, dan industri jasa, bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.

Referensi:

ETIKA PROFESI SARJANA TEKNIK INDUSTRI

Rabu, 22 Maret 2017
Posted by Unknown
1.      Tuliskan karakter karakter tidak ber ETIK adalam kehidupan contoh sehari hari (beri 5 contoh dan analisa)

Berikut ini adalah cotoh karakter tidak ber ETIKA dalam kehidupan sehari hari
a.  Sikap Iri hati:
            Seseorang yang iri hati tidak akan senang jika melihat orang lain senang dan justru akan senang jika orang lain sedang mengalami kesusahan. Sehingga tanpa disadari orang yang iri hati akan melakukan berbagai cara untuk selalu menjadi “lebih” dibandingkan dengan orang lain.
b.  Sikap Pendendam
                  Orang yang pendendam akan susah untuk memaafkan terlebih melupakan kesalahan orang lain. Hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi hubungan dengan orang di sekitarnya.
c.  Sikap Emosional
                  Orang dengan karakter ini cenderung akan dengan mudah menghujat dan menyalahkan orang lain dengan cara yang tidak beretika seperti membentak, memaki ataupun berlaku kasar dan lain-lain.
      d.  Sikap Sombong
                  Sikap ini merupakan hal yang paling dibenci dalam lingkungan masyarakat. Seseorang yang sombong selalu merasa dirinya paling hebat sehingga dengan sengaja sering melontarkan atau melakukan tindakan yang dapat merendahkan dan menyinggung orang lain.
      e.  Sikap Egois
Seorang dengan karakter egois cenderung mengutamakan kepentingan dirinya sendiri di atas kepentingan orang lain dan selalu menganggap dirinya yang paling benar.

2.      Tuliskan aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja sebagai seorang sarjana teknik industri ( beri 5 contoh beserta analisisnya ).
a. Tidak maentaati tata tertib  yang berlaku dibuat oleh perusahaan yang ditempati.  Seseorang yang beretika professional dalam bekerja pada sebuah perusahaan atau tempat seseorang bekerja memiliki tata tertib yang harus di ikuti oleh karyawan. Apabila tidak dapat mengikuti tata tertib perusahaan, maka dianggap tidak  memiliki etika professional. 
b. Tidak tepat waktu. Datang maupun pergi tidak dalam waktu yang tepat. Dalam dunia kerja ketepatan waktu adalah hal terpenting, sehinga orang yang terbiasa tidak tepat waktu dalam bekerja akan diperhitungkan dalam penilaiannya dan terancam di PHK karena telah membuat perusahaan rugi.
      c. Membocorkan rahasia perusahaan Setiap perusahaan tentu memiliki rahasia dimana tidak semuanya dapat dibocorkan atau disebarkan kepada orang banyak. Menyebarkan rahasia perusahaan tentu merupakan kegiatan tidak beretika.
d. Tidak menghargai pendapat orang lain. Mengabaikan pendapat orang lain karena tidak sesuai dengan harapan. Meskipun pendapatnya mengecewakan, namun kita tidak boleh menghujat atau menghina. Sebagai pekerja professional menghargai pedapat orang lain adalah penting, karena dengan menghargai, kita dapat dihargai.
e. Malas dalam bekerja, sikap malas adalah sikap yang paling dibenci dalam dunia kerja karena menghilangkan pendapatan perusahaan. Contohnya adalah ketika diberikan pekerjaan, karyawan tidak mengerjakan tugasnya dengan benar sehingga tugas yang seharusnya  dapat diselesaikan dalam satu hari akan menjadi 2 hari sehingga perusahaan merugi waktu dan uang untuk membayar gaji pegawai tersebut.

3.      Jelaskan pentingnya memahami etika profesi untuk Sarjana Teknik Industri!
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-normaetis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Pentingnya etika profesi dalam Sarjana Teknik Industri karena suatu profesi harus mempunyai tanggung jawab, keadilan, dan otonomi.

4.      Jelaskan dan uraikan organisasi profesi yang relevan untuk Prodi Teknik Industri selain PII!
ISTMI (Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia). ISTMI sebagai organisasi profesi dari disiplin Ilmu Teknik Industri (TI) dan Manajemen Industri (MI) di Indonesia lahir pada tanggal 22 Nopember 1986 di Jakarta. Kelahiran organisasi ini didasari atas pertimbangan bahwa profesi TI dan MI telah diterima di kalangan yang sangat luas sejak masuknya disiplin sekitar 16 tahun sebelumnya. Keberadaannya sudah menembus batas-batas konvensional keteknikan atau keindustrian.

IIE (Institute of Industrial and System Engineering). Institute of Industrial Engineers (IIE) adalah lembaga profesional yang berdedikasi semata-mata untuk mendukung profesi teknik industri dan individu yang terlibat dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas. Lembaga ini didirikan pada 1948 dan disebut American Institute of Industrial Engineers sampai 1981, ketika nama ini diubah untuk mencerminkan basis keanggotaan internasionalnya. Anggota termasuk mahasiswa baik dan kaum profesional. IIE menyelenggarakan konferensi regional dan nasional tahunan di Amerika Serikat. IIE bermarkas di Amerika Serikat di Norcross, Georgia, pinggiran yang terletak di timur laut Atlanta.

BKSTI (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia). Didirikan pada tanggal 9 Juli 1996 di Aula Barat ITB yang dihadiri oleh perwakilan lebih dari 100 perguruan tinggi. Tujuan pendirian BKSTI ini (lihat Anggaran Dasar BKSTI) adalah memantapkan dan meningkatkan mutu serta relevansi pendidikan tinggi Teknik Industri di Indonesia, menampung dan mencari penyelesaian permasalahan dalam peyelenggaraan pendidikan tinggi Teknik Industri, mengakomodasikan kerjasama antar anggota BKSTI dalam kegiatan pertukaran informasi dan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta menjadi mitra Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan stakeholderlainnya dalam bidang pendidikan tinggi Teknik Industri.

Referensi:
https://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/
http://belajar-industri.blogspot.co.id/2011/08/komunitas-teknik-industri-indonesia-dan.html
http://istmi.or.id/

BISNIS KAOS POLOS

Rabu, 25 Januari 2017
Posted by Unknown
UNIVERSITAS GUNADARMA


PROPOSAL BISNIS

 
PROPOSAL BISNIS KAOS POLOS

Nama                               : Raditya Yudika Pratama
NPM                                : 37413114
Fakultas                           : Teknologi Industri
Jurusan                       : Teknik Industri 









UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016





1.      Latar Belakang
Perusahaan kami bergerak di bidang perdagangan yang menjual berbagai aneka kaos polos yang cocok dengan selera masyarakat Jakarta. Dengan semakin berkembangnya dan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang berhubungan dengan kebutuhan fashion, maka kami berinisiatif untuk membuka suatu usaha dalam pembuatan kaos polos yang mengerti akan kebutuhan masyarakat.
Mengenai tempat usaha yang akan dibuat yaitu berlokasi di Jakarta, karena mayoritas masyarakat yang mempnyai pola pikir yang sudah maju dan modern. Mereka seringkali mencari fashion ataupun kebutuhan lainnya yang terbaru.
Tujuan pemasaran kaos polos ini tidak hanya untuk masyarakat umum saja tetapi kami juga dapat mendistribusikan kaos polos kami ke jasa sablon/bordir kaos, dan beberapa tempat butik/distro yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya.

2.      Tujuan Bisnis   
Kami dalam membuat usaha tidak hanya sekedar jadi saja tetapi memiliki tujuan yang jelas. Adapun tujuan bisnis kami dari mendirikan UKM pembuatan kaos polos ini yaitu:
1.      Menyediakan kebutuhan kaos polos bagi masyarakat, mendistribusikan kaos polos tersebut kepada jasa sablon/border kaos dan tempat butik/distro.
2.      Menciptakan lapangan pekerjaan,

3.      Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan yang menggambarkan dengan jelas hubungan antara tiap bagian kerja yang dijabarkan secara sistematis dan terstruktur. Berikut ini struktur organisasi dari UKM pembuatan kaos polos kami.
Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan





4.      Gambaran Produk
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat pada kebutuhan pakaian menyebabkan bertambahnya pemesanan untuk kaos polos baik dari masyarakat, jasa sablon/border dan dari butik/distro.
Kaos yang kami buat terdiri dari 5 warna yakni putih, hitam, abu abu, coklat dan biru dongker. Bahan dari pembuatan kaos polos tersebut adalah cotton combed 30s. keuntungan dari menggunakan bahan tersebut selain mudah didapat bahan kaos tersebut nyaman untuk digunakan sehari hari dan tahan lama (tidak mudah rusak). Ukuran yang dibuat disesuaikan dengan besar tubuhnya masyarakan Jakarta yakni dari S, M, L dan XL. Berikut ini contoh dari gambaran produk yang kami buat. 

Hasil gambar untuk kaos polos
Gambar 2 Contoh Produk UKM Kaos Polos

5.      Target Pasar
Target pasar adalah suatu kelompok konsumen yang menjadi sasaran pendekatan perusahaan agar mau membeli produk yang dipasarkan. Untuk target pasar untuk UKM kami yaitu masyarakat berbagai kalangan untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, tempat jasa pembuatan sablon/bordir dan toko distro/butik. Kami untuk awal mula akan memberlakukan promo harga murah untuk pembelian kaos polos kami, selain itu produk kami akan dipasang pada iklan social media dan toko online yang ada sekarang.    

6.        Anslisis Pasar
       Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan masalah dari 4 (empat) sisi yang berbeda, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang ada, kemudian bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Berikut ini adalah analisis pasar pada UKM pembuatan kaos polos kami dengan metode SWOT.
a.       Strengths (Kekuatan)
·         Harga produk yang murah dan mutu pada produk yang berkualitas.
b.      Weakness (Kelemahan)
·         Banyak produk pesaing menghasilkan barang yang sama.
·         Pembeli mudah bosan dengan produk yang sama.
c.       Opportunities (Kesempatan)
·          Semakin bertambahnya jumlah jasa konveksi sablon dan distro/butik.
d.      Threats (Ancaman)
·         Pesaing yang memproduksi barang yang sama.

7.      Finansial Usaha
          Sumber awal modal pendirian UKM yaitu dari pemilik UKM kaos polos sendiri. Sebagai investasinya untuk itu didirikanlah UKM dalam bidang perdagangan. Berikut ini adalah biaya produksi per tahun terdiri dari :
a.       Modal Pengeluaran
Modal pegeluaran adalah modal yang dikeluarkan untuk menjalani usaha yang akan dijalankan berikut ini table dari modal pengeluaran yang terdiri table modal awal produksi dan table biaya lain lain.:


Tabel 1 Modal Awal Produksi
No
Modal Produksi
Biaya Produksi
1
Bahan Kaos Polos
Rp 100.000.000
2
Mesin Jahit
Rp 5.000.000
3
Gaji Karyawan
Rp 72.000.000
Total Modal Produksi
Rp 177.000.000

Tabel 2 Modal Awal Biaya  Lain Lain
No
Modal awal
Biaya
1
Listrik
Rp 12.000.000
2
Biaya Administrasi
Rp   2.400.000
3
Pajak
Rp   5.000.000
Total Biaya Lain Lain
Rp 19.400.000

          Jadi berdsarkan tabel 1 diatas modal awal produksi terdiri dari bahan kaos polos sebesar Rp 100.000.000, mesin jahit sebesar Rp 5.000.000 dan gaji karyawan sebesar Rp 72.000.000. MAka total modal produksi sebesar Rp 177.000.000. Tabel 2 adalah modal awal lain lain seperti listrik sebesar Rp 12.000.000, biaya administrasi sebesar Rp 2.400.000 dan pajak sebesar Rp 5.000.000 maka total biaya lain lain sebesar Rp 19.400.000. Jika dijumlahkan maka total pegeluaran untuk awal modal yaitu sebesar Rp 196.400.000.



       
Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Raditya Yudika P -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -