Posted by : Unknown Rabu, 28 Mei 2014



1. Pancasila dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan dasar filsafat negara Republik Indonesia. Berdirinya  negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran-peran kerajaan di masa lampau, seperti kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, sampai datangnya bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia yang bermaksud untuk menjajah dan menguasai selama beratus-ratus tahun lamanya. Berikut ini adalah kerajaan-kerajaan yang  turut memberi andil tentang pancasila

1.1  Kerajaan Kutai
Ditinjau dari sejarah Indonesia kuno, kerajaan kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Hal ini dibuktikanna dengan ditemukannya 7 buah prasasti yang ditulis ditas yupa(tugu batu) yang ditulis dalam bahasa Sansekerta dengan menggunakan huruf Pallawa. Berdasarkan paleografinya, tulisan tersebut diperkiraka berasal dari abad ke-5 masehi.
            Dari prasasti-prasasti tersebut diperoleh informasi mengenai adanya sebuah kerajaan Hindu bernama Kutai di hulu sungai mahakam. Selain itu prasasti itu sendiri dibuat untuk memuliakan raja Kutai yang ketiga yaitu Mulawarman, yang dianggap sebagai orang yang sangat mulia dan baik budinya. Hal itu terlihat dalam salah satu prasasti, yang menyebutkan bahwa raja tersebut telah memberikan sumbangan berupa 20.000 ekor sapi kepada para kaum brahmana. Berikut raja-raja yamg berperan penting dalam pemerintahannya

1.1.1   Raja Kudungga
Adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Dapat kita lihat, nama raja tersebut masih menggunakan nama lokal sehingga para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara turun temurun.

1.1.2    Raja Amawarman
   Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai.

1.1.3    Raja Mulawarman
         Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerusnya. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.

1.2  Kerajaan Sriwijaya
Letak kerajaan Sriwijaya adalah di Sumatra Selatan dekat Palembang sekarang. Kerajaan ini berdiri pada abad VII M. Pusat kerajaan belum dapat dipastikan, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat bahwa Palembang sebagai pusat kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di Asia Tenggara seperti yang diberitakan oleh I Tsing seorang musafir Cina yang belajar paramasastra Sansekerta di Sriwijaya.

1.3  Kerajaan Majapahit
     Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia.[2] Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
      Majapahit melahirkan beberapa empu prapanca yang menulis buku Negara Kertagama (1365) yang di dalamnya terdapat istilah “Pancasila”, sedangkan empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang didalamnya tercantum seloka persatuan nasional “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda namun tetap satu jua. Selain itu Majapahit juga mengispirasi para pendiri bangsa yaitu bendera/panji bercorak merah putih. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul Abang Putih) Pada tahun 1331 majapahit Gajah Mada mengucapkan sumpah Palapa yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya. Dengan berjalannya waktu, majapahit runtuh pada permulaan abad ke-16 dengan masuk dan berkembangnya agama Islam. Kemudian berdirilah kerajaan Demak, kerajaan demak adalah kerajaan bercorak islam pertama di Indonesia.
      Setelah itu mulai berdatangan bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol untuk mencari rempah-rempah. Pada akhir abad 16 Belanda datang ke Indonesia dengan membawa bendera VOC (Verenigde Oast Insche Compagne) atau perkumpulan dagang. Setelah itu datang Inggris pada abad ke-18 dan Jepang pada abad ke-19.
      Janji penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka hanyalh suatu kebohongan belaka. Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ukang tahun Kaisar Jepang, penjajah Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, janji ini diberikan karena Jepang terdesak oleh tentara sekutu. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI.

     
2. Pancasila sebagai Sistem Filsafat
        Pancasila merupakan suatu ideologi yang dianut oleh negara Indonesia sebagai pandangan dan pedoman bagi bangsa Indonesia. Pancasila ini telah terbentuk sejak Indonesia merdeka yang disusun oleh presiden pertama sekaligus proklamator negara Indonesia yaitu almarhum Ir. Soekarno.
          Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh saling berhubungan, melengkapi, saling bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu yang bersifat Organis Majemuk Tunggal. Hal yang dimaksud dengan pancasila bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal adalah dalam pancasila ini berarti memiliki hubungan antara kelompok sila yang ada dalam pancasila dan bersifat erat. Hirarkis sendiri memiliki arti yaitu pengelompokan / penggolongan.
             2.1  Tuhan ( Causa Prima)
             Sila pertama menjelaskan bahwa pada sila pertama itu meliputi dan menjamin isi sila 2, 3, 4, dan 5, artinya dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus dijiwai nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa.

2.2 Manusia (zoon politicon)
 Sila kedua tertulis kemanusiaan yang adil dan beradab yang diliputi sila ke-1 dan isinya meliputi sila 3, 4, dan 5, dalam sila ini terkandung makna bahwa sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk tuhan yang beradab.  Manusia merupakan makhluk monodualistis, artinya salain makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial.

2.3 Satu (bhineka tunggal ika)
              Sila ketiga tertulis persatuan Indonesia yang diliputi dan dijiwai sila 1, 2 yang meliputi dan menjiwai isi dari sila 4, dan 5, sila ini mempunyai makna yaitu  kesatuan memiliki kepribadian sendiri.

2.4 Rakyat
              Sila keempat diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3 yang  meliputi dan menjiwai isi dari sila kelima. Sila ini menjelaskan bahwa negara Indonesia ini ada karena rakyat maka dari itu rakyat berhak mengatur kemana jalannya negara ini.

2.5 Adil
                       Sila kelima yang bertuliskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu diliputi dan dijiwai oleh isi dari sila 1, 2, 3, dan 4. Sila ini mengandung makna yang harus mengutamakan keadilan bersosialisasi. Memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain menjadi haknya.

3. Prinsip-prinsip filsafah pancasila
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.1     Kausa Materialis
       Maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
3.2     Kausa Formalis
Maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45 memenuhi syarat formal (kebenaran formal)
3.3     Kausa Efisiensi
Maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
3.4     Kausa Finalis
  Maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

D.    Kajian Filsafat Pancasila

1.  KAJIAN ONTOLOGIS

Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila sila Pancasila. Menurut Notonagoro hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia. Mengapa ?, karena manusia merupakan subyek hukum pokok dari sila sila Pancasila.
Jadi secara ontologis hakekat dasar keberadaan dari sila sila Pancasila adalah manusia. Untuk hal ini Notonagoro lebih lanjut mengemukakan bahwa manusia sebagai pendukung pokok sila sila Pancasila secara ontologi memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Juga sebagai makluk individu dan sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai makluk pribadi dan sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, maka secara hierarkhis sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila sila Pancasila (Kaelan, 2005).

3. Kajian EPISTIMOLOGI

Kajian epistimologi filsafat  pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena  epistimologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakekat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian epistimologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Oleh karena itu dasar epistimologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakekat manusia.

3. Kajian AKSIOLOGI
Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila. Karena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Selanjutnya aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah nilai dalam kajian filsafat dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang dapat juga diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodnes), dan kata kerja yang artinya sesuatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian ( Frankena, 229).

E. Ciri-ciri Filsafat Pancasila

1.       Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4,5.

2.       Sila 2, diliputi, didasari dan dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3,4,5.

3.       Sila 3, diliputi, didasari dan dijiwai sila 1,2 dan mendasari serta menjiwai sila 4,5.

4.       Sila 4, diliputi, didasari dan dijiwai sila 1,2,3 dan mendasari serta menjiwai sila 5.

5.       Sila 5, diliputi didasari dan dijiwai sila 1,2,3,4.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Raditya Yudika P -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -